Senin, 13 Agustus 2012

Rumah Untuk Danar as Separuh aku

“Kamu mengepak seluruh barangmu.
Rumahmu menatapmu dengan pilu
Kenapa kau tak bawa juga aku?”

             “Rumah ini mulai kosong..
Kamu telah meninggalkannya beserta isinya..
Tanpa peduli apa yang ‘kan terjadi
pada rumah itu, nanti.”


“Aku tersenyum kecut.
Kamu telah memiliki rumah lain.
Kini apa yang harus aku lakukan?
Jangan suruh aku untuk merobohkan dinding ini,
 Karena aku benar-benar takkan bisa..”

“Rumah itu mulai kamu isi,
Namun aku merasa benci
Kenapa…?
Kenapa kau isi dengan hal yang sama tentang kita?”
 
“Rumah itu merindukan pemiliknya.
Merindukan kamu.”

“Rumahmu masih tetap kosong..
Tetap menunggu sampai kamu kembali
Bila kamu memang takkan kembali
Rumahmu akan tetap kosong,
Membiarkan semuanya rusak dimakan waktu”

“Bagaimana ini?
Kini ia datang menawarkan diri untuk memiliki rumahmu.
Dia menawarkan keindahan yang baru.
Namun, kenapa sulit untukku menyanggupinya?
Apa yang tengah aku sulitkan?
Sementara Ia kini telah perlahan masuk melewati tiap celah jendelanya.
Namun, kenapa aku malah mencoba mempersulitnya?”

“Rumahmu akan tetap ada,
Rumahmu  sama sekali tak membencimu.
Satu hal yang pasti
Rumah itu takkan bisa terbuka oleh siapapun
Karena kunci rumah itu, Kamu.
Dan karena rumahmu itu bagian hatiku.”

Tidak ada komentar: